Kelenteng Gie Yong Bio
KLENTENG GIE YONG BIO
Kelenteng Gie Yong Bio terletak di Tawangsari, Babagan, Kecamatan Lasem. Kelenteng Gie Yong Bio dibuka setiap hari digunakan untuk beribadah oleh umat Tridharma. Kelenteng ini didirikan pada tahun 1780 sebagai peringatan bagi pahlawan-pahlawan kota Lasem dalam melawan V.O.C pada tahun 1742 dan 1745.
Perlawanan masyarakat Lasem tersebut dipimpin oleh 3 bersaudara (setelah menjalankan upacara sumpah sebagai saudara angakat) yaitu:
- Raden Ngabehi Widyaningrat (oie Ing Kiat), Adipati Lasem 1727 -1743 dan Mayor Lasem 1743-1750 Beliau gugur di Layur-Lasem utara pada tahun 1750 dan dimakamkan di Gunung Bugel-Lasem
- Raden Panji Margono, putra Tejakusuma V Adipati Lasem 1714-1727. Beliau gugur di Karang Pace-Narukan, Lasem Barat pada tahun 1750 dan dimakamkan di Dorakandang-Lasem
- Tan Kee Wie, pendekar Kungfu dan pengusaha di Lasem. Beliau gugur di selat antara Pulau Mandalika dan Ujung Watu-Jepara setelah perahunya tertembak meriam V.O.C dalam perjalanan hendak menggemparkan V.O.C di Jepara tahun 1742
Walaupun kelenteng ini sudah dibangun dari dulu, barang barang didalamnya masih terawat dengan baik. Banyak barang berharga yang masih tertata rapi. Ada penjaga yang selalu merawat kelenteng tersebut, beliau bernama Bu Tin. Bu Tin sudah merawat kelenteng ini sejak ia kecil. Beliau merawat kelenteng ini seorang diri.
Di dalam Kelenteng Gie Yong Bio terdapat beberapa barang khas, diantaranya ada sekitar 120 resep obat kuno dan Ciam si. Setiap kelenteng pasti terdapat Ciam si. Ciam si (ramalan) merupakan tradisi masyarakat Tionghoa untuk menyambut pergantian tahun dalam kalender China.
Sampai sekarang kelenteng ini masih aktif digunakan dan dibuka untuk umum. Adab masuk kelenteng ini juga harus diperhatikan seperti masuk tempat ibadah lainnya. Masuk dengan melepas alas kaki lalu tidak membuat kebisingan dan bersikap sopan. Itu merupakan suatu bentuk kehormatan terhadap para pejuang.